- 87.7 Colors Radio
- 88.1 - Kota FM
- 88.5 - Metro Female
- 89.3 - Prambors Radio Surabaya
- 89.7 - Hard Rock FM
- 90.1 - Media FM / Radio MCA
- 90.5 - Radio Ampel Denta
- 90.9 - Global FM ‘Family Radio in Surabaya’
- 91.3 - Susana FM
- 92.5 - Kosmonita FM
- 93.3 - El Victor
- 94.4 - My Radio
- 94.8 - DJ FM / Devina Jelita FM
- 95.2 - Pro2 FM
- 96.0 - Mercury
- 96.4 - Bahtera Yudha
- 96.8 - Radio Delta FM
- 97.6 - Elshinta / Gemilang
- 98.0 - Sonora
- 98.4 - Suara Giri FM
- 98.8 - M Radio
- 99.6 - GIGA FM
- 100.0 - Suara Surabaya / SS
- 100.5 - Radio Swara MDC FM
- 101.1 - Istara FM
- 101.5 - Cakrawala FM / Cakra
- 101.9 - Strato FM
- 102.3 - Radio La Victor
- 102.7 - MTB FM
- 103.1 - Camar FM
- 103.5 - Wijaya FM
- 104.0 - COP FM
- 104.3 - PAS FM
- 104.7 - SCFM Trijaya ‘The Real Radio’
- 105.1 - JJ FM ‘A Business Station’
- 105.9 - EBS FM
- 106.7 - Merdeka FM
- 107.1 - Nafiri FM Radio Rohani
- 107.5 - Radio Rapendik
Kamis, 05 Maret 2009
Frekuensi Radio di Surabaya
Selasa, 03 Maret 2009
Hemat Listrik dengan google. . . .
San Francisco - Raksasa internet Google siap meluncurkan inovasi baru. Mereka bakal membantu para pengguna melacak tingkat penggunaan energi listrik di rumah tangga secara mudah.
Langkah ini adalah usaha Google berpartisipasi menurunkan emisi pemansan global yang membahayakan lingkungan. Sebelumnya, Google telah berinvestasi pada teknologi ramah lingkungan seperti pemanfaatan tenaga surya.
Dalam blog resmi perusahaan, Google menyatakan sedang mengembangkan tool yang dinamakan Google PowerMeter. PowerMeter akan menunjukkan skala konsumsi energi rumah tangga secara real time di komputer pengguna.
Diharapkan, hal itu membuat konsumen hemat listrik. Ujung-ujungnya, gas rumah kaca dari produksi listrik bisa turun. Google juga mengambil contoh hasil studi bahwa jika pengguna punya kemudahan akses terhadap informasi semacam itu, tagihan listrik dapat dihemat sampai 15 persen per bulan.
“Jika separuh rumah tangga Amerika memotong permintaan energi 10 persen saja, itu sama dengan mengambil 8 juta mobil dari jalanan,” papar Google seperti dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (11/2/2009).
Saat ini, Google PowerMeter belum tersedia untuk publik. Google masih berusaha menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan terkait dan rencananya baru akan melemparkan PowerMeter beberapa bulan mendatang.
sumber : http://www.detikinet.com
Jumat, 27 Februari 2009
SPP Unair Naik hingga 80 Persen
SURABAYA - Kekhawatiran SPP di perguruan tinggi negeri (PTN) bakal melonjak pasca pengesahan UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) agaknya sulit terelakkan. Di Unair, misalnya. Kampus itu berancang-ancang menaikkan SPP hingga 80 persen. Rencana kenaikan tersebut berlaku untuk seluruh angkatan, baik jalur reguler maupun non-reguler.
Hingga kini, memang kebijakan itu belum disahkan. Namun, rencana kenaikan SPP tersebut disosialisasikan kepada mahasiswa sejak sepekan lalu. Melalui sosialisasi itu, bisa jadi kampus berharap agar mahasiswa dapat memahami dan tidak memicu gejolak. Sebab, saat pengesahan UU BHP lalu, timbul pro-kontra.
Data yang didapat Jawa Pos, SPP mahasiswa eksakta reguler (diterima melalui SNM PTN) yang semula Rp 700 ribu nanti naik dengan angka maksimal Rp 1,25 juta per semester. Mahasiswa non-eksakta yang sebelumnya Rp 600 ribu naik dengan angka paling besar menjadi Rp 1 juta.
Beban SPP mahasiswa jalur non-reguler atau jalur penelusuran minat dan kemampuan (PMDK) tentu makin berat lagi. Jika sebelumnya rata-rata membayar Rp 2,5 juta per semester, SPP mereka bisa menjadi Rp 4,5 juta. Beban iuran mahasiswa itu belum ditambah sumbangan Ikoma (Ikatan Orang Tua Mahasiswa).
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unair Ahmad Khudlarie Thoha membenarkan rencana kenaikan SPP tersebut. ''Hanya, masih sosialisasi. Universitas belum menetapkan berapa kenaikan. Ini untuk semua mahasiswa, kecuali bagi mereka yang masuk melalui PMDK jalur prestasi,'' ujarnya.
Jika melihat rasionalisasi yang telah dipaparkan kampus, pihaknya bisa memahami kenaikan SPP itu. ''Biaya yang ditanggung universitas dalam penyelenggaraan pendidikan tidak sebanding dengan SPP dari mahasiswa,'' katanya. Apakah BEM berarti telah setuju? ''Tunggu dulu. Ada beberapa hal yang harus dibenahi sebelum menaikkan SPP,'' lanjutnya.
Dia menegaskan, kenaikan SPP itu harus diimbangi perbaikan fasilitas pendidikan. ''Saat ini, jumlah mahasiswa bertambah banyak. Tetapi, fasilitas seperti alat-alat penunjang pendidikan jumlahnya sama. Tidak ada penambahan,'' katanya. Selain itu, harus ada pengaturan bagi mahasiswa yang tidak mampu.
Kepala Humas dan Protokol Mangestuti Agil mengakui, pihaknya memang berencana menaikkan SPP mulai tahun ajaran 2009/2010 Juli nanti. Saat ini, universitas belum menetapkan kisaran kenaikan SPP dari masing-masing mahasiswa di tiap fakultas.''Kenaikan itu akan berbeda jumlahnya. Bergantung kebutuhan tiap fakultas,'' ujarnya.
Sayang, Mangestuti belum mau menjelaskan lebih detail soal kenaikan SPP itu. ''Nanti saya informasikan kalau sudah ada keputusan dari universitas,'' katanya. (alb/hud)
(dikutip dari Koran Jawapos tgl 28 Februari 2009)
Cara Mengatasi Virus W32 Sality. . . .
PengeN popularitas ataukah pengen jadi Pemimpin..???
Itulah yang saya bingungkan dengan beberapa kandidat-kandidat capres dan cawapres pemilu tahun 2009 ini. Dari beberapa kandidat yang saya lihat mereka lebih mementingkan ke popularitasan semata tapi ya ad juga sih yang juga lebih mementingkan rakyatnya daripada ke popularitasan dia. Namun dukungan yang diperoleh juga sangat signifikan daripada mereka2 yang lebih mementingkan kepopuralitasan tersebut. Ya semoga aja Capres dan Cawapres lebih mementingkan rakyat gitu agar rakyat ini jangan sampai dibodohin lgi.